Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Jumat, 20 Desember 2013

Diary Hari Ini; Ba'da Midterm Test Psikologi Industri dan Organisasi

Nobody to say hello..
There is no way to follow..

Kamis, 28 November 2013

Klise

Hampir tiga tahun hidup di rantau orang masih seperti main-main saja rasanya. Jiwa untuk live your life itu belum begitu terasa menggebu-gebu. Karena masih bisa hidup, ya dari duit orangtua yang dikirim untuk dihabiskan tiap bulannya. Hidup disini enak, digaji tanpa bekerja malah disuruh tuntut ilmu lagi yang untungnya jadi dua kali lipat, berganda. Agak boros sepertinya jika hidup 'semulus paha personel Cherrybell' ini menjadi keluh-kesah di sebagian besar waktu yang kita habiskan. Betul?

Lah, saya kali kesekian merasa hidup ini penuh dengan kegalauan yang tak ada habisnya yang tak ada ujungnya yang lagi-lagi gagal mengurai benang kusut kehidupan. Sekarang merasa diri boros, buang-buang tenaga untuk mengurai 'benang kusut' yang entah apa. Sekilo dua kilo beban saja sudah mengeluh patah tulang. Istilah kami disini bilangnya 'mengkek'. Padahal jika waktu itu dipakai untuk menyelesaikan tugas sudah barang tentu berguna.


Umumnya mahasiswa ya, senangnya libur kuliah itu satu semester 6 bulan terus kalau bisa 2 kali dalam setahun merasa kalau hari-hari perkuliahan itu mulai hambar tak berasa. Dari senin ke senin lagi itu seperti mengulang 2 senin yang sama namun jelas berbeda *Apa sih?*. Maka dapat disimpulkan mahasiswa itu suka terjebak dalam stupid mood masing-masing (atau ini saya saja ya?). 

Atau beginilah ya, kata dosen saya tidak ada orang yang tidak bermasalah di dunia ini. Jadi, masalah itu wajar ada di hidup seseorang hanya saja kemauan seseorang untuk menyelesaikan masalah itu, mau atau tidak? Jika orang tersebut nyaman dengan permasalahannya, orang tersebut terindikasi sakit jiwa (kena lagi?).

Masalah itu lagi-lagi beragam bentuknya, ada masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, masalah pertemanan, masalah sosial, dan masalah-masalah Anda masing-masing (intinya saya tau Anda punya masalah kan?). Kemampuan manajemen diri seseorang itu mempengaruhi perilaku bermasalahnya dan cara seseorang menghadapi masalah itu sendiri. Saya tidak bilang panjang lebar sekali kok karena saya sendiri juga masih susah belajar untuk memanajemen diri :'). Klise ya?

Terkadang sadar masih seperti anak-anak kalau lagi ada masalah, bukannya menghadapi tapi menghindari. Bukannya sigap malah silap (berapa kali silap? 3 kali). Sangat tidak profesional pokoknya, untuk ukuran mahasiswa FKIP BK (kata teman saya Bimbingan Kangen, hehe) harusnya sudah bisa mengontrol emosi diri. Apalagi seorang mahasiswa yang sedang menjelang semester-semester akhir. Klise (lagi) ya?

Abstraksi seseorang terhadap masalahnya itu terkadang berlebihan, lebay. Mereka (termasuk saya) tidak mau jujur dan cenderung sangat subjektif menilai permasalahan diri. Makanya banyak dari kita justru mencari pembenaran daripada betul-betul memikirkan jalan keluar masalah itu sendiri. Kita takut menyakiti diri kita sendiri walaupun kita dalam posisi yang salah, dalam posisi yang pantas untuk disakiti, dihina, dikritik, kita tidak peduli pada itu. Kita hanya peduli pada apa yang benar menurut perspektif kita (pengalaman pribadi banget ya?).

Lalu, untuk membicarakan masalah saja kita enggan. 'Takut tidak ada yang mendengar' begitu alasannya. Padahal tergambar sudah 'Nanti tidak ada yang membenarkan saya'. Coba? Kedua pernyataan itu berbeda jauh man! Think again!

Klise memang, ga perlu memungkiri. Nyari sibuk aja!
Jadi, saya rasa kita semua punya cermin di rumah dan karena tingkat narsisme manusia sekarang itu meningkat drastis saya rasa (lagi) tidak ada dari kita yang tidak berkaca dalam sehari, karena sehari saja kita bisa berkaca berkali-kali. Nah, kata dosen saya pergunakan itu untuk evaluasi diri, instropeksi. Lihat fisik Anda, tanyakan apa yang menjadikan rupa fisik Anda demikian sekarang? Mengapa Anda memilih rupa yang demikian? Bagaimana rupa itu mempengaruhi kehidupan Anda dari yang dulu sampai hari ini? Siapa yang Anda lihat di cermin itu? Diri Anda atau bisa jadi orang lain? Klise kan? Klise!

Berbagi hal seperti ini kadang bagi sebagian orang tidak penting. Tapi, kata dosen saya lagi nih..Jika itu bisa membuat perubahan, bisa mengembangkan potensi diri tidak masalah, tidak ada yang salah. So, why don't we try? I know life is uneasy, every single effort counts, kok. Ada pengaruhnya.

Dengan begini pun sudah menjadi salah satu terapi yang saya rasakan manfaatnya. Ketika kita tidak sanggup mengungkapkan sesuatu melalui lisan kenapa tidak mengungkapkannya dengan tulisan? Kelegaan itu datang ketika sudah diungkapkan kan? So, saya sudah lega sekarang melepas hal-hal klise ini ke udara, haha..

Enjoy!

Mashitha
Calon sarjana sukses, rencana S2 kemana suka.

Minggu, 06 Oktober 2013

Bagaimana Mungkin Aku Tidak Menunggumu Pulang?

Setebal kabut pagi tadi aku pulang ke rumah dengan perasaan yang sama. Tidak ada yang membuatku dapat merasai sedikit saja harapan itu, harapan untuk menemuimu meskipun untuk sekali saja. Sekilas saja. Walaupun tak pernah kau janjikan aku sesuatu untuk kau berikan pun aku tak apa-apa asal dapat melihatmu saja, aku cukup. Namun, apa yang hendak aku katakan ketika harapan saja aku tak punya untuk melihatmu di dermaga sana.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Kumpulan Tweet "Ketika..."

Salam

Dalam hidup ini banyak hal yang berguna untuk dievaluasi dan diulang kaji demi sebuah perubahan. Salah satunya melihat siklus kehidupan kita, sejauh mana sudah kita berjalan dan apa sajakah yang sudah kita perbuat? Bagaimana pula perputarannya dan akibat-akibat yang kita terima. Tepatnya kemarin, Jumat 4 Oktober 2013 ada beberapa tweet saya yang berkaitan dengan hal ini dan rasanya sayang sekali jika harus berlalu menjadi 'kicauan' yang tidak keluar gemanya.

Rabu, 02 Oktober 2013

Aku, Kami Perempuan!


Assalamualaikum..

Kemarin saya menuliskan sebuah tulisan di catatan yang sempat saya share ke Facebook. Tapi, saya tertarik juga untuk share tulisan tersebut di blog saya ini. Inspirasi tulisannya datang begitu saja ketika tengah malam datang dan saya juga belum terlelap tidur. Ini tentang memori saya yang saya kais perlahan, ada unek-unek tertahan yang belum saya sampaikan sehingga jadilah tulisan. Mungkin bolehlah untuk bacaan sebagai sindiran bagi kita para perempuan. Selamat membaca!

Affatul Lisan



Assalamualaikum...

Benar kata pepatah, mulutmu harimaumu atau perkataan orangtua tentang berhati-hatilah dengan lidah atau yang santer kita dengar yaitu lidah tidak bertulang. Ada kebenaran apa dibalik lidah kita? Ada apa dengan lidah yang menjadikan kita mampu berkata-kata?



Senin, 15 April 2013

..about share thoughts

Ada beberapa hal dalam hidup ini yang jarang-jarang ingin dilakukan orang kebanyakan dan terkadang saya menjadi bagian orang kebanyakan itu, hehe. Namun, sejak bergabung dalam dunia kampus yang barangkali setiap mahasiswa punya deskripsi yang berbeda tentang dunia kampus, yaa versi masing-masing, saya lebih-kurang mengalami transform yang cukup mengagumkan (buat saya pribadi). Saya setidaknya tidak lagi menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) atau jenis mahasiswa lainnya, namun saya juga tidak punya permisalan yang pasti tentang transformasi saya seperti kupu-kupu tadi misalnya, hehe.

Tes Wechsler

Tugas Individual ‘Asesmen Tes’

TES INTELIGENSI 

‘TES WECHSLER’ 

Diajukan untuk melengkapi tugas matakuliah Asesmen Tes.



OLEH: 

MASHITHA 1106104030009 


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

UNIVERSITAS SYIAH KUALA 

DARUSSALAM – BANDA ACEH 

2013 

Bulan Merah Malam Ini

Bulan merah malam ini, aku memperhatikan
Beberapa malam ini aku sunyi, ditemani si bulan saja
Bulan merah malam ini, aku lihat ronamu
Bianglala masih berputar katamu, kita tak bertemu

Minggu, 14 April 2013

Speech by Erica Goldson was inspired me badly!!!!

Masih tentang blog-walking. Kali ini saya menemukan speech seorang mahasiswa yang lulus dari salah satu perguruan tinggi di Amerika, dia bernama Erica Goldson. Her speech inspired the world to give the system a huge change. Di dalam speech nya Erica mengungkapkan betapa sistem pendidikan yang berlaku di sana (juga Indonesia) menjadikan kita (mahasiswa) sebagai budak yang mengejar kredit. Bukan karena kebutuhan akan ilmu atau karena kecintaan kita pada ilmu itu.

Ada apa dengan pertentangan di antara kita wahai saudara Muslim?

Hari ini saya blog-walking, lumayan jauh. Banyak yang mencuri perhatian saya, dominan oleh artikel-artikel Islam. Saya baca satu-satu, di blog yang satu dengan blog lainnya saling bertentangan padahal mereka mengangkat judul yang sama. Apa yang menjadi penyebab hal ini sebenarnya? Kita semuanya Muslim, yang beragama satu-sama agama Islam, Tuhan yang satu-sama Allah SWT, kiblat yang satu-sama Baitullah, Rasul yang 25, aqidah kita sama, kan? Oke, saya jauh dari ilmu dalam mengungkapkan semua itu. Karena barangkali yang mereka tuliskan dalam blog mereka itu punya dasar atau landasan yang kuat dan beralasan. Tapi, mengapa pertentangan itu timbul yang menjadikan sesama kita musuh di dalam agama yang mangagungkan perdamaian, yang mengatakan perbedaan itu rahmat?