Assalamualaikum..
Kemarin saya menuliskan sebuah tulisan di catatan yang sempat saya share ke Facebook. Tapi, saya tertarik juga untuk share tulisan tersebut di blog saya ini. Inspirasi tulisannya datang begitu saja ketika tengah malam datang dan saya juga belum terlelap tidur. Ini tentang memori saya yang saya kais perlahan, ada unek-unek tertahan yang belum saya sampaikan sehingga jadilah tulisan. Mungkin bolehlah untuk bacaan sebagai sindiran bagi kita para perempuan. Selamat membaca!
Sebentuk labirin memori sepi yang panjang berlalu-lalanglah cerita. Ada aku dan bongkahan kelukaan selain dari maut yang saling kejar dalam bom waktu tanpa irama. Kutinggalkan ia seorang tak kupertanggungjawabkan, hanya aku dan Kau yang tahu mengenainya. Itu tentang rasa sepi yang kau buatkan untukku meski aku dikerumunan manusia, tentang malam yang kuhabiskan dengan tak tidur atau tentang tidur yang kulalui bersama isak tertahan. Mungkin kau bisa tahan, aku tidak demikian. Aku perempuan.
Aku tak tahu kabar hatimu. Tapi hati milikku berlari dengan sisa beling di sekeliling, luka anyir dengan darah mengalir. Mengerikan memang, syukur semua ini sudah berakhir.
Tuhan mengganti malam menjadi siang, siang menjadi malam. Tuhan mengganti aku menjadi aku dan kau, aku dan kau menjadi aku lagi. Begitu siklusnya. Sejati tidaknya aku tak peduli lagi jika kau datang hanya untuk singgah sebentar. Aku sudah bilang aku perempuan, bukan lapak durian musiman.
Aku sibuk memantaskan diriku untuk dilirik oleh yang pantas mendapatkan kesusahpayahanku. Mungkin dulu kau begitu, datang mendukungku lalu lari ke sudut yang lain membawa lari hati berwarna merah jambu hasil jarahan. Untung aku punya Tuhan, kalau tidak kau pasti tak akan kubiarkan.
Kepada Dia saja kugantungkan harapan, karena jika tidak aku habis. Bangkrut kata okonom. Lebur bersama syariat dan bangun jihad dengan tekad bulat agar aku kuat. Ditemani sahabat majlis yang taat yang suka saling ingat-mengingatkan. Mereka yang membantu aku bersikukuh pada tangan-Nya. Begini aku. Kau?
Kita perempuan, kata temanku si pulan. Hati-hati dengan hati yang ada pada ukhti, jangan sampai dijadikan seperti warung kopi disinggahi lalu pergi. Jaga ia seperti bayi jangan lepas pergi kecuali pada dia yang berani datangi wali. Aku jawab, baik ukhti. Aku bilang lagi, itu juga kata ibuku wahai ukhti. Si ukhti balas senyum manis sekali.
Aku bisa berubah-ubah sesuai permintaan, orang akan bilang aku punya 1000 wajah tapi aku bilang wajahku cuma satu. Aku sudah bilang, kami pun sudah bilang, saya ataupun kami ini perempuan. Pahami saja sebentuk maka bentuk lain mengikuti. Paham? Jika tidak, pasalnya adalah "Kami perempuan."
Tenang, aku sedang berusaha menenangkan diri. Pada hati itu, hati ini, hati ini itu aku sudah mengadu. Setiap aduan lain balasan, setiap balasan lain bayaran. Ayah ibu, aku tak tahan lagi tapi demi kalian wahai sejoli yang kurindui aku tak rebahan namun kokoh bertahan.
Fluktuatif. Hidupku dipenuhi vonis manis, ya..manis. Asam manis, manis pedas, manis asin tapi tetap manis. Maka, segala sesuatu yang bersifat fluktuasi tak selamanya begitu buruk. Ambil hikmahnya. Ini hidup, tidak ada yang tidak mungkin. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Aku ingat siapa dibalik kata-kata itu!!!!!
Tak ubahnya langit yang tak punya penopang untuk berdiri, begitulah kenangan kulepas pergi. Dia di suatu tempat yang lepas, dia tak punya penopang lagi, hanya pergi. Dia tak perlu kembali, hanya di memori. Tuhan mudahkan maka manusia jalankan.
Aku lihat tandanya meski buram. Tuhan minta agar tanda itu kutafsirkan kemudian kumulai perjalanan. Ah, aku salah jalan. Alamatnya tak habis kubaca, kubaca ulang kuulang baca. Hingga aku mulakan jalan baru yang benar. Itu namanya usaha, kadang ceroboh. Salah kau, bodoh!
Tuntas jalan itu di hari Sabtu, aku salah lagi. Pantangan Kitabullah begitu, maka kupanjang-panjangkan perjalanan dengan shalawat hingga tuntas di hari Senin.
Begitulah ceritanya. Labirin memori sepi yang panjang, aku yang punya cerita kalian ada di sana bersama cerita atau menikmati saja. Selamat malam, oh selamat pagi sekali!
Enjoy!
Mashitha
Calon sarjana dan calon istri orang...
Enjoy!
Mashitha
Calon sarjana dan calon istri orang...
0 komentar:
Posting Komentar