TES INTELIGENSI
‘TES WECHSLER’
Diajukan untuk melengkapi tugas matakuliah Asesmen Tes.
OLEH:
MASHITHA 1106104030009
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
RINGKASAN
1.1. Tes Inteligensi Wechsler
1.1.1. Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
Tes Stanford-Binet sebenarnya dikembangkan untuk anak-anak, dengan penambahan beberapa item-item yang sulit untuk orang dewasa. David Wechsler, bekerja di Rumah Sakit Bellevue di New York berasumsi bahwa ada hal-hal yang dibutuhkan dalam tes inteligensi yang dirasa lebih cocok bagi orang dewasa dan dikembangkan dalam Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS) pada tahun 1939 (Hood & Johnson, 1993). Selain itu, dengan asumsi bahwa tes Stanford-Binet terlalu banyak menekankan pada kemampuan berbahasa dan kemampuan verbal, Wechsler mengembangkan skala kinerja yang sama sekali berbeda dalam mengukur kemampuan non-verbal.
1.1.2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
Skala pada tahun 1939, yaitu Wechsler-Bellevue Intelligence (WBIS) telah direvisi pada 1955 untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang ditemukan dalam bentuk tes sebelumnya dan berubah menjadi Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) (Wechsler dalam Hood & Johnson, 1993). Tes ini telah di-standardisasi pada suatu sampel yang dipilih untuk mencocokkan proporsi populasi di Amerika Serikat berdasarkan ras, tingkat pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal pada sensus tahun 1970 dan dibagikan pada tingkat umur 16 sampai 74 tahun.
1.1.3. Wechsler-Intelligence Scale for Children (WISC-R)
WISC-R sebenarnya dikembangkan sebagai turunan perluasan dari WBIS yang digunakan pada anak-anak umur 6 tahun sampai 16 tahun. Wechsler (Hood & Johnson, 1993) menyatakan WISC-R direvisi pada 1974 untuk memuat lebih banyak item berorientasi anak, untuk menyertakan lebih banyak orang kulit hitam dan tokoh-tokoh wanita, dan untuk menyediakan sebuah sampel normatif yang mewakili populasi anak-anak di Amerika Serikat.
1.1.4. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI)
Pada 1967, sebuah turunan perluasan dari WISC-R telah dikembangkan untuk digunakan pada anak umur 4 sampai 61/2 tahun yang disebut dengan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) dan direvisi menjadi WPPSI-R pada 1989 (Wechsler dalam Hood & Johnson, 1993). WPPSI-R ini memasukkan 11 subtes yang mana 10 dari 11 digunakan untuk memperoleh skor IQ.
1.1.5. Kelebihan Tes Inteligensi Individual
Setiap tes dari keempat tes ini ini merupakan tes individual yang diselenggarakan dan membutuhkan penguji yang sangat terlatih. Karena tes inteligensi individual ini menyediakan beberapa tipe yang berbeda dari skor IQ, konselor memiliki kesempatan untuk memperhatikan peluang tertentu bagi klien, diantaranya perbedaan skor yang substansial.
Selain itu telah ada sejumlah hipotesis lanjutan mengenai masalah emosional, neurologis, dan patologis yang menghasilkan skor subtes yang berbeda. Penelitian menunjukkan cukup banyak perbedaan hasil diagnosis dari pola seperti profil yang patut dipertanyakan. Namun demikian, pengguna tercanggih dari Stanford-Binet dan tes Wechsler menganggap pola diferensial menunjukkan tipe-tipe yang mengalami gangguan fungsi.
Konselor banyak yang tidak mendapatkan kursus dan praktek untuk mengelola instrumen dalam pelatihan pascasarjana mereka. Sebaliknya mereka merujuk klien kepada penguji yang kompeten dan menerima hasil dari mereka. Konselor harus mendorong pemeriksa tersebut untuk melaporkan pengamatan mereka dan informasi lainnya yang dapat membantu konselor dalam menafsirkan hasil, khususnya dalam hal informasi yang dapat membantu menjelaskan setiap perbedaan.
URAIAN
2.1. Tes Inteligensi Individual Wechsler
Skala-skala inteligensi yang dikembangkan oleh David Wechsler mencakup berbagai edisi berturut-turut dari tiga skala, satu dikembangkan untuk orang dewasa, satu untuk anak-anak usia sekolah dan satunya untuk anak-anak prasekolah. Disamping penggunaannya sebagai pengukuran atas inteligensi umum, skala-skala Wechsler telah diteliti sebagai alat yang mungkin digunakan dalam diagnosis psikistris. Mulai dengan observasi bahwa kerusakan otak, kemerosotan psikosis, dan kesulitan emosional bisa memengaruhi sejumlah fungsi intelektual lebih daripada yang lain, Wechsler dan para psikolog klinis lainnya berpendapat bahwa analisis atas kinerja relative individu pada berbagai subtes berbeda seharusnya mengungkapkan gangguan-gangguan psikiatris yang spesifik (Anastasi & Urbina, 2007).
Disamping tinjauan tes yang biasa dalam Mental Measurements Yearbooks, riset yang berhubungan dengan skala-skala Wechsler telah disurvei secara periodic dalam jurnal-jurnal, misalnya Guertin, Frank & Rabin, 1956 (Anastasi & Urbina, 2007).
2.2. Pendahulu dan Evolusi Skala-skala Inteligensi Wechsler
Bentuk pertama skala Wechsler adalah Wechsler-Bellevue Intelligence Scale yang diterbitkan pada 1939 dengan sasaran utama adalah orang dewasa (Anastasi & Urbina, 2007).
Wechsler memberi perhatian pada tidak dapat diterapkannya norma umur mental pada orang-orang dewasa dan menunjukkan bahwa beberapa orang dewasa sebelumnya telah dimasukkan dalam sampel standardisasi untuk tes-tes inteligensi individu. Dalam menghadapi keberatan inilah, Wechsler-Bellevue asli dikembangkan.
Seashore, Wesman & Doppelt (Anastasi & Urbina, 2007) menyatakan bahwa pada tahun 1949, WISC (Wechsler-Intelligence Scale for Children) dipersiapkan sebagai perluasan ke bawah dari Wechsler-Bellevue. Banyak soal diambil secara langsung dari tes orang dewasa dan soal-soal dibuat lebih mudah dari jenis-jenis yang ditambahkan pada masing-masing subtes. Pada Hood & Johnson (1993) tidak menjelaskan awal munculnya WISC namun langsung membahas WISC yang telah direvisi (WISC-R).
Kemudian WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) ditambahkan oleh Wechsler-Bellevue pada 1955 dengan memperbaiki sejumlah kekurangan teknis skala terdahulu yang berkaitan dengan ukuran dan representativitas sampel normatif dan reliabilitas sub-subtes.
Selanjutnya Wechsler menerbitkan seri skala tes terhadap bayi pada 1967 yang disebut dengan WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence) yang aslinya dirancang untuk umur 4 sampai 61/2 tahun sebagai perluasan ke bawah dari WISC yang dirancang untuk umur 5-15 tahun.
Pada 1974, Wechsler merasa perkembangan dari WISC agak paradoksikal karena edisi pertama WISC dikritik karena isinya tidak benar-benar berorientasi pada anak-anak sehingga muncul WISC-R yang artinya direvisi. Dirancang untuk anak usia 6-16 tahun. Upaya-upaya khusus dibuat untuk menggantikan soal-soal yang berorientasi pada orang-orang dewasa untuk membawa isinya lebih dekat pada pengalaman anak-anak pada umumnya (Anastasi & Urbina, 2007).
2.3. Deskripsi Setiap Skala
Masing-masing skala Wechsler saat ini telah mengalami revisi satu kali atau lebih. Sehingga nama tes yang dipublikasi saat ini adalah WAIS-R pada tahun 1981 dengan rentang umur 16-74 tahun; WISC-III pada tahun 1991 dengan rentang umur 6-16 tahun 11 bulan; WPPSI-R pada 1989 dengan rentang umur yang mencakup 3-7 tahun 3 bulan (Anastasi & Urbina, 2007)
WAIS-R, WISC-R dan WPPSI-R memiliki banyak kesamaan, termasuk organisasi dasar tes-tes itu ke dalam Skala Verbal dan Kinerja yang masing-masing terdiri dari minimum lima subtes serta menghasilkan IQ simpangan yang terpisah.
Pertanyaan-pertanyaan pada Subtes Informasi dalam versi WAIS-R dan WISC-III mencakup fakta-fakta yang kemungkinan besar pernah dipelajari oleh kebanyakan orang di Amerika Serikat. WPPSI-R memiliki pertanyaan serupa, meskipun dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah. Subtes Informasi adalah subtes verbal pertama yang harus diselenggarakan dalam ketiga skala ini dan berfungsi sebagai pembangun rapport yang baik (Anastasi & Urbina, 2007).
Subtes Kinerja dari skala-skala Wechsler pada umumnya meminta peserta melakukan manipulasi berbagai objek, misalnya puzzles dan balok-balok kecil atau pemindai visual atas barang-barang cetakan.
2.4. Norma-norma, Skoring, Reliabilitas dan Validitas Skala Inteligensi Wechsler
Sampel-sampel normatif mencakup kurang lebih 2000 kasus untuk tiap skala dengan jumlah pria dan wanita sama yang didistribusikan pada kelompok-kelompok umur yang sesuai untuk masing-masing. Para peserta diseleksi agar sesuai dengaj proporsi dalam laporan yang paling baru, yang tersedia dari sensus pada waktu standardisasi, berhadapan dengan variabel-veriabel seperti wilayah geografis, ras atau etnik, tingkat pekerjaan dan prestasi pendidikan.
Kemudian skor-skor mentah pada masing-masing subtes Wechsler ditransformasikan ke dalam skor-skor standar dengan rata-rata 10 dan SD 3. Semua skor subtes yang diskalakan diekspresikan dalam unit-unit yang sebanding. Skor-skor subtes Skala Verbal, Skala Kinerja dan Skala Penuh yang tepat ditambahkan dan dirubah ke skor-skor standar dengan rata-rata 100 dan SD 15 yang disebut dengan IQ penyimpang.
Anastasi & Urbina (2007) menyatakan Wechsler memberikan koefisien reliabilitas pada skala-skalanya belah dua untuk tiap kelompok umur pada tiap skor subtes (kecuali bila reliabilitas belah dua memang tidak bisa digunakan). Untuk semua skala Wechsler, reliabilitas belah dua IQ Skala Penuh merentag dari 0,90 - 0,98; untuk IQ Skala Verbal rentangnya antara 0,86 – 0,97 dan untuk IQ Skala Kinerja, dari 0,85 – 0,94. Skor-skor indeks berbasis faktor WISC-III memiliki reliabilitas belah dua yang merentang dari 0,80 – 0,95. Untuk ketiga sala Wechsler, reliabilitas subtes berkisar antara 0,52- 0,96 dengan mayoritas di atas 0,70.
Perbaikan dalam pegangan Wechsler hanya dilakukan pada bidang validitas (Anastasi & Urbina, 2007). Penanganan Wechsler atas validitas pada dasarnya mencerminkan orientasi deskripsi-isi, meskipun penanganan itu memiliki nada tambahan dari pendekatan identifikasi-isi, dengan sedikit data pendukung.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tes inteligensi individual Wechsler dibagi menjadi 4 macam tes, yaitu sebagai berikut:
1. Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
3. Wechsler-Intelligence Scale for Children (WISC-R)
4. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI)
Adapun kelebihan dari tes inteligensi individual adalah (i) konselor memiliki kesempatan untuk memperhatikan peluang tertentu bagi klien; (ii) terdapat sejumlah hipotesis lanjutan mengenai masalah emosional, neurologis, dan patologis yang menghasilkan skor subtes yang berbeda (iii) konselor dapat mendorong pemeriksa tes untuk melaporkan pengamatan mereka dan informasi lainnya yang dapat membantu konselor dalam menafsirkan hasil tes.
DAFTAR PUSTAKA
Hood, Albert B., & Johnson, Richard W. (1993). Assessment in Counseling (A Guide to The Use of Psychological Assessment Procedures). Alexandria, VA: American Counseling Association.
Hood, Albert B., & Johnson, Richard W. (1993). Assessment in Counseling (A Guide to The Use of Psychological Assessment Procedures). Alexandria, VA: American Counseling Association.
Anastasi, Anne & Urbina, Susana. (2007). Tes Psikologi (Edisi Ketujuh). Jakarta: PT. Indeks.
Sukardi, Dewa Ketut & Nilakusmawati, Desak P.E. (2009). Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut & Nilakusmawati, Desak P.E. (2009). Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar